Pendidikan merupakan “lifelong learning” yang berproses pada pengembangan dan pendewasaan diri secara berjenjang dan berkelanjutan melalui pembinaan untuk pencapaian pribadi yang utuh. Karena hal tersebut maka SMA Katolik St. Louis 1 mengadakan pembinaan terhadap 78 guru yang mengajar di St. Louis 1. Jumlah guru yang tidak sedikit ditengah situasi pandemi COVID 19, membuat pembinaan ini dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok terpisah, antara lain kelompok junior, medior dan senior. Pembagian kelompok disesuaikan dengan masa kerja guru tersebut bekerja di St. Louis 1.
Bertempat di Vincentius Hall dan dengan menjalankan protokol kesehatan, pembinaan guru diawali dengan kelompok guru junior pada Sabtu (29/8) oleh Rm. Gregorius Sandy Dharma K., CM. Melalui tema “Tekaku Mrene Arep Ngapa”, Romo Sandy mengingatkan guru-guru junior tentang komitmen ketika awal mendaftar menjadi guru di St. Louis 1. Selain itu beliau juga menekankan beberapa hal mengenai panggilan seorang guru di dunia pendidikan juga secara spiritualnya.
“Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan dan lain lain hingga menilai dan mengevaluasi anak didiknya itu tidaklah mudah, maka diharapkan agar guru terus terus mengupgrade diri baik ilmu pengetahuan maupun pribadi guru itu sendiri dengan lebih baik”, ujar Romo yang sehari-harinya bekerja di Yayasan Lazaris Surabaya. Selain itu beliau juga mengatakan bahwa menjadi guru harus dengan sukacita, agar proses belajar bersama siswa berjalan baik.
Pembinaan guru junior berakhir dengan perayaan ekaristi di Kapel St. Marie Miraculous Medal-St. Louis. Sedangkan pembinaan guru medior dan senior akan dilakukan dalam waktu yang bersamaan pada 24 Oktober mendatang diruangan terpisah, dengan pembicara Rm. Tetra Vici Ananta, CM., dan Rm. Stephanus Rudy Sulistijo, CM. (e\12)